KKBI ( Kader Kesatuan Bangsa Indonesia)













































KKBI ( Kader Kesatuan Bangsa Indonesia )

SMK Nurul Mannan



PB, Jember – Widi Prasetyo menuturkan, bahwa program Kader Kesatuan Bangsa Indonesia (KKBI) yang sudah dilaksanakan oleh Badan Kesatuan Bangsa Dan Politik (Bakesbangpol) Kabupaten Jember hampir sama dengan program Bela Negara yang dicanangkan oleh Pemerintah Pusat beberapa waktu yang lalu.


Bakesbangpol Jember hanya ingin memberikan ilmu yang didapatnya kepada seluruh generasi muda Jember, agar tumbuh rasa nasionalisme.


“Sebelum adanya program Bela Negara, saya berinovasi program dan sudah kami terapkan di rumah dan lembaga pendidikan pada suatu tempat yang bernama bumi perkemahan Candika. Sebab nasionalisme generasi sekarang masih dirasa kurang, makanya saya tertarik untuk menularkan program Kader Kesatuan Bangsa Indonesia ini,” ujarnya, Minggu (25/10).


Menurut dia, materi yang diterima pada pelatihan KKBI yang mirip bela negara jauh dari militerisme.


“Pelatihan, dimulai pukul 09.00 WIB pada hari Sabtu dan berakhir pada Minggu siang. Latihan senam pagi, setelah itu, dilanjutkan dengan latihan baris berbaris, yel-yel dan bernyanyi tema kebangsaan,” ujarnya.


Dia mengaku, awalnya yang dirasakan KKBI terasa berat karena baru kali pertama ini mengikuti pelatihan.


“Awalnya mereka masih kaku juga, karena sudah lama enggak latihan, tapi lama-lama kompak juga. Saya senang, ini motivasi buat mereka menjalani selama 2 hari ke depan,” ucapnya.


Banyak siswa – siswi yang ikut dalam program KKBI ini karena ingin menumbuhkan kecintaan mereka kepada bangsa ini.Seperti Siswa-siswi SMK Nurul Mannan Sukogidri Ledokombo Jember.


“KKBI ini positif. Penggemblengan kedisiplinan itukan perbuatan yang positif, harus tepat waktu. Artinya yang tidak perlu dilakukan jangan dilakukan, pembinaan karakter yang baik untuk bangsa kita. Mereka yang ikut sama halnya dengan bela negara, hasilnya dipastikan positif dan akan menghasilkan SDM yang potensial, terutama dari segi moral dan ahlak,” paparnya.


KKBI memang dilatih oleh beberapa instruktur baik dari militer seperti, TNI AD dan Marinir serta sipil. Mudah-mudahanini bisa menerapkan kedisiplinan yang di dapat di sini.


Widi berharap, semua pihak sepenuhnya mendukung program ini, sehingga lebih disosialisasikan lagi di kalangangenerasi muda.


“Anak-anak sekolah yang suka tawuran mending dialihkan untuk bela negara seperti KKBI ini, itu lebih bagus dilakukan. Sebab di sini yang dikedepankan kedisiplinan, kalau ada yang salah disuruh push up, itu juga bukan hukuman, tapi untuk menunjukkan kalau dia bertanggungjawab,” ucapnya.


Melatih kepedulian, kekompakan, di antara sesama peserta KKBI. Mereka telah diajarkan untuk mengenal diri sendiri, orang lain, menjaga kekompakan, peduli dengan rekannya.


Seperti dalam pemberitaan sebelumnya, menurut Widi pasal tersebut berbunyinya “Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan Negara. Dan pada ayat 5 pasal 30 tersebut juga dijelaskan, syarat-syarat keikutsertaan warga negara dalam usaha pertahanan dan keamanan diatur dengan undang-undang”.


Dikatakan Widi, bahwa program bela negara merupakan program inisiatif Kementerian Pertahanan. Dan bela negara bukan wajib militer, namun sebagai perwujudan hak dan kewajiban negara yang perlu disiapkan jauh-jauh hari. Dan program bela negara tidak mencontoh Korea Selatan dan Singapura. Kalau Korea Selatan dan Singapura itu wajib militer, di Indonesia adalah wajib bela negara.


Diharapkan mereka dapat mencintai rakyat, bangsa, dan negara Indonesia. Rasa cinta tanah air bisa diwujudkan dengan berbagai macam cara.


“Pokok-pokok nasionalise cinta tanah air, kedisiplinan, anak didik yang utamanya dapat taat kepada aturan. Salah satunya taat terhadap aturan tertib berlalu lintas demi keselamatan dirinya dan orang lain. Sikap hormat kepada orang tua dan guru. Harus menjadi semacam pola pikir yang selalu ada setiap saat pada saat pada diri pribadi sebagai bangsa Indonesia,” tambahnya.


Banyak juga cara lain dalam mewujudkan cinta tanah air seperti jika sebagai pelajar mereka harus bertanggung jawab. Dengan belajar sungguh – sungguh dan tekun.


“Mencintai produk-produk dalam negeri. Karena sekarang ini banyak sekali produk asing. Untuk itu sebagai warga negara yang cinta tanah air tetap mencintai produk dalam negeri. Itu dapat dijadikan sikap fanatisme terhadap produk lokal milik sendiri,” imbuhnya.


Kata Widi, kita akan bangga sebagai bangsa Indonesia. Kebanggaan itu antara lain diwujudkan dengan menggunakan bahasa Indonesia, mencintai dan mempertahankan budaya Indonesia.


Dalam acara pembukaan KKBI dihadiri oleh perwakilan angkatan I-XI berjumlah sekitar 600 orang dan penutupan ada sekitar 400 orang pada Sabtu-Minggu (24-25/10) mulai pukul 09.00 wib sampai dengan selesai.By. Rendra







Komentar

Postingan populer dari blog ini

Yayasan Pendidikan Islam Nurul Mannan

Penerimaan Peserta Didik Baru YPI Nurul Mannan

PENDAFTARAN PESERTA DIDIK BARU YPI NURUL MANNAN SUKOGIDRI